Wednesday, October 26, 2011

Jalan-jalan Ke Indocina (Kamboja bagian 2)


Seperti yang saya tulis di cerita sebelumnya, kalau jalan-jalan ke Kamboja ini dibagi jadi 2 bagian. Yang pertama di Ibu Kota Kamboja Phnom Penh, lalu yang kedua di Siem Reap. Sekarang ini saya hendak berbagi cerita jalan-jalan di Siem Reap.


SIEM REAP, berbeda sekali dari Phnom Penh, di sini lalu lintas tidak terlalu horor seperti di Phnom Penh. Lalu kondisi jalan dan sekitarnya di tempat ini bersih sekali… (hampir sama seperti yang di Vietnam).  Kami menginap di Jasmine Lodge, sebuah hotel kecil yang cukup terjangkau dan sesuai dengan fasilitasnya, waktu itu ongkosnya USD $ 4 per orang per malam, kalau dirupiahkan kira-kira Rp 38.000,00 /malam/orang.
Tapi untuk fasilitas laundry & sewa sepeda di losmen ini lebih mahal. Contoh sewa sepeda di tempat lain USD $ 1 / hari, di Jasmine USD $ 2, demikian juga laundry-nya (saya lupa untuk harga laundry-nya). Karena melihat dari 2 contoh fasilitas di atas yang lebih mahal, jadi asumsi kami pun untuk makan di restoran hostel itu juga akan mahal (Mereka ada restoran kecil di lantai 2 hotel utama). Kebetulan kamar kami ada di hotel cabang, di seberang jalan dan masuk gang. Tapi ternyata, waktu kami sarapan sebelum berangkat ke Thailand, karena restoran langganan belum buka, makanan di restoran itu tidak hanya sehat dan enak, tapi juga murah. Hahaha… kami disilapkan oleh asumsi kami sendiri. Seharusnya selama +/- 5 hari di Siem Reap, kami bisa makan enak di restoran itu… :).

Karena masalah makan adalah masalah yang penting, pada sore harinya kami menyusuri daerah sekitar untuk mencari tempat makan yang lumayan enak. (Seperti disebutkan di artikel sebelumnya, kalau makanan di Kamboja tidak ada yang enak). Dalam proses pencarian itu, adalah sebuah rumah makan Chinese food yang selalu ramai di sebelah hotel Jasmine. Asumsi kami waktu itu, makanan Chinese food paling tidak mempunyai rasa yang standar. Jadi kami ke sana, dan untuk rasa makanannya memang lebih baik (walaupun bukan yang terbaik) dari segala warung yang pernah kami datangi selama di Kamboja. Harga makanan di sana kurang lebih sama seperti di Indonesia (menurut saya), contohnya 1 porsi nasi goreng harganya kira-kira Rp 15.000,00. Tapi untuk minuman-nya lebih murah, bir kaleng hanya USD $ 1, kalau di Indonesia +/- $ 2.
Sesudah makan, kami kembali ke hotel sambil merencanakan untuk kegiatan esok hari. Rencana jalan-jalan kami keesokan harinya adalah, ke ANGKOR dan ke Pasar dengan sebelumnya menyewa sepeda. O iya, bahasa Kamboja untuk pasar hampir mirip loh seperti bahasa Indonesia, Psar.

Keesokan paginya, kami bangun jam 5, bersiap-siap, jam 5:30 sudah ke tempat penyewa sepeda. (tempat penyewaan sepeda, kira-kira 100 dari hotel Jasmine). Kami pilih-pilih sepeda, mana yang enak. Sesudah itu, kami memulai perjalanan kami. Dimulai dengan mampir di sebuah kedai kopi yang sudah buka jam 7 pagi. Mampir minum secangkir kopi dan menghabiskan beberapa batang rokok.


Sesudah itu dilanjutkan dengan perjalanan ke Angkor, yang kira-kira hanya 30 – 45 menit bersepeda dari hotel. Sesampainya di pintu masuk, kami memilih paket berkunjung 1 hari, 3 hari, atau 1 minggu. Menurut kami, yang paling OK untuk melihat Angkor secara keseluruhan adalah 3 hari, biayanya waktu itu USD $ 40 per orang untuk 3 hari. (saya lupa untuk harga paket lainnya).

Ada yang unik untuk tiket ini, kami diharapkan antri, dan kita harus tertib antrinya, ada garis pembatas dan kami tidak boleh melewati garis tersebut. Kalau terlalu maju, disuruh mundur sama petugasnya. Sesudah giliran kami maju, kami difoto dulu (ada kamera dan tanda ‘X’ untuk posisi berdiri kami). Sesudah itu, print out tiket dengan foto diri kita sudah jadi. Karena untuk 3 hari, maka tiket tersebut tidak boleh hilang.
Oh iya, ada yang terlewat untuk infonya. Yang dimaksud 3 hari di sini, bukan berarti harus 3 hari berturut – turut. Di bagian pinggiran setiap sisi dari tiket, ada bundaran kecil berisi angka, yang dimaksudkan sebagai tanggal. Nanti petugas tiket ANGKOR akan melubangi bundaran untuk tanggal hari itu. Contohnya kami ke ANGKOR tanggal 3 Februari 2009, jadi si petugas melubangi bundaran dengan angka 3. Artinya selama tanggal 3 itu kami bisa bolak balik sepuas hati di ANGKOR, dan dianggap kam sudah memakai hari ke-1. Lalu, misalkan kita kembali lagi ke ANGKOR bukan tanggal 4 melainkan tanggal 5, nanti petugas melubangi bundaran dengan angka 5, dan sudah ada 2 lubang di tiket kita, yang artinya kita memakai hari ke 2. Sesudah itu yang terakhir contohnya tanggal 7 Februari, dst. Yang penting kalau paket 3 hari, lubang di tiket kita ada 3 juga.
Di belakang kami adalah Angkor Wat

ANGKOR pertama yang kami kunjungi adalah ANGKOR WAT, ini merupakan area Candi terbesar di area ANGKOR. Mungkin di Indonesia seperti Borobudurnya. Mengenai candi ini dengan Borubudur, saya teringat kisah lucu… Ketika itu ada guide ANGKOR WAT sedang menjelaskan pada beberapa turis dari Negara Eropa (tidak tahu Negara yang mana.) Si Guide berkata, bahwa ada candi yang mirip, namanya Candi Borobudur letaknya ada di “Malaysia”. Kontan kami bertiga tertawa…, ternyata si Mas Guide tidak dibekali pengetahuan yang cukup. Kami yang merasa punya Candi (secara kami orang Indonesia) hanya geleng-geleng kepala, sambil berbicara apalagi yang akan dijadikan milik Malaysia dari Indonesia… (waktu itu sedang hangatnya isu, antara Indonesia dan Malaysia, mengenai tari pendet Indonesia yang dimasukkan dalam iklan pariwisatanya).:)

Sesudah menjelajah Angkor Wat yang memang luar biasa luas, kami memutuskan jalan-jalan ke “pasar tua” daripada melanjutkan ke Angkor yang lain. Angkor yang lainnya akan dilanjutkan besok. Di pasar tua, kami berbelanja beberapa barang, disana ada banyak produk sutera yang bagus seperti di pasar Rusia, Phnom Penh. Pilihan tas & syal sutera lebih banyak & cantik-cantik. Harganya bisa ditawar, kira-kira USD $ 3,5 / buah. :) Borong-borong....

 


Hari berikutnya kami bersepeda menyusuri semua Angkor yang tersisa. Berangkat dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore, bersepeda. Hari yang luar biasa. Candi-candi tersebut banyak yang masih tertutup oleh akar-akar pohon, bahkan banyak yang hancur karena akar raksasa dari pohon raksasa tumbuh dari dalam dinding-dindingnya. Karena itu banyak sekali pekerjaan restorasi yang juga memerlukan penebangan pohon-pohon raksasa indah itu. Tapi andaikan candi-candi itu memang seharusnya terkubur & hancur oleh pertumbuhan alam akan lebih orisinal, daripada di reka ulang, yang terkadang terlihat palsu.
Salah satu pekerjaan restorasi

Karena makanan tidak ada yang enak, kami memutuskan makan di restoran biasanya. Jadi kami tidak makan siang, tapi kami sudah sangu roti, waktu belanja di minimarket, malam sebelumnya. Cukup kelaparan, tapi puas. Sampai di restoran, kami langsung pesan makanan.
akar seperti belalai gajah

Rencana esok hari, kami mau ke Sungai Seribu Lingga, tempatnya di bukit, jauh dari Siem Reap, kira-kira 1- 2 jam perjalanan dengan mobil. Jadi kami sewa mobil, harga sewanya kira-kira IDR 300.000,-. Daerah Itu termasuk bagian area wisata Angkor juga, tapi lokasinya paling jauh, jadi seperti terpisah dari yang lainnya.
Kami berangkat pagi, kira-kira jam 7. Perjalanan panjang & berdebu. Akhirnya kami sampai di desa yang ada patung budha tidur raksasa, terbuat/berlapis emas dan permata. Seorang gadis lokal diminta sama driver untuk antar kami ke atas (tempatnya seperti kuil berdinding tebing batu), jadi jalanannya naik, naik, dan naik. (seperti jalan ke makam raja-raja di Imogiri, Yogyakarta). Di sana ada seperti juru kunci, yang dipercaya penduduk lokal bisa menyembuhkan penyakit. Jadi banyak orang yang datang untuk berdoa demi kesembuhan.

Di belakang adalah mata air kesuburan di bawah ruang Budha
 

Sesudahnya, kami ke Sungai Seribu Lingga. Tempat itu memang luar biasa. Sungainya dangkal dan jernih. Lalu dasar sungai, yang adalah batu, ditatah/dipahat menjadi lingga-lingga kecil, kurang lebih sepanjang 20 – 50 meter.

Dari lokasi sungai tersebut, kami ke air terjun, yang konon merupakan area istana peristirahatan Raja (saya lupa namanya) dan selir-selirnya. Sama seperti kepercayaan di Indonesia, untuk orang Kamboja, mandi di air terjun ini, pada bulan atau waktu-waktu tertentu, dapat membawa kesehatan dan rejeki berlimpah. Dan bagi para wisatawan yang ingin mandi tapi tidak membawa pakaian ganti, jangan takut, ada penjual pakaian di pinggir sungai. :)


Setelah puas dengan wisata bahari (baca: area yang berhubungan dengan air), kami melanjutkan ke area candi terakhir. Di area ini, karakter candinya berbeda sekali dengan yang lainnya. Baik dari motif, ukuran maupun materialnya. Candi di Angkor Wat & Angkor lain materialnya dari bongkahan batu cadas. Sedangkan di candi ini, materialnya dari batu berwarna merah seperti batu bata, dan ukiran/pahatan didinding-dindingnya seperti motif batik. Ukurannya pun tidak gigantis seperti candi lainnya. Bangunannya lebih pendek-pendek. Katanya candi yang terakhir ini merupakan kompleks kuil tempat para biarawan/biksu tinggal.

Akhirnya wisata Angkor pun berakhir siang itu. Sesudah itu kami pulang, kami minta supir taksi untuk mengantar ke pasar dulu. Di sana salah satu teman harus membeli tas yang lebih besar, karena belanjaan banyak, sehingga tasnya kurang J Setelah itu, kami menghabiskan waktu pulang ke hotel untuk luluran atau mencari tempat pijat… Badan kami rasanya remuk redam, karena beberapa hari berturut-turut jalan kaki & bersepeda. Tapi karena tidak ada tempat pijat yang kami rasa cocok, kami pulang saja ke hotel, luluran dan laundry time…. :)

Keesokan harinya kami berjalan-jalan ke pasar untuk berburu oleh-oleh. Sampai malam kami jalan-jalan. Sewaktu kami singgah di area taman pinggir sungai yang sangat bersih untuk beristirahat dan merokok, ada seorang Bapak yang ikut mendengarkan pembicaraan kami, yang ternyata adalah dia orang Indonesia juga, tapi kemudian dia menetap di Kamboja dan juga sudah berkeluarga dengan perempuan Kamboja. Sekedar melepas rindu dengan kampong halaman, dia mengobrol dengan kami. Sesudah itu, kami kembali ke hotel, memesan bis menuju Bangkok, Thailand, dan bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan.

Sekian cerita jalan-jalan ke Indociana (Kamboja, bagian 2). Tunggu cerita selanjutnya di Bangkok, Thailand ya.. :)

27 comments:

  1. wow keren2 tempatnya...
    follow and add blog saya :)

    ReplyDelete
  2. huwaaa.. pengeeen kesanaaa... keren 'n seru :)
    keep posting yach

    ReplyDelete
  3. tempat yg menarik!^_^

    cantikkk sgt!^_^

    ReplyDelete
  4. all : thx sudah mampir & comment di Diary Melda. Jangan bosan ya... :)

    ReplyDelete
  5. perjalanan yang menyenangkan dan tempat yang indah,
    saya berharap bisa juga berkunjung ke sana, suatu hari nanti :)
    BlogS of Hariyanto

    ReplyDelete
  6. 2peeeps : actually I made this blog special in indonesian. I still working out for the english version in other blog. Wait later OK :)
    Thanks for leaving comment in Diary Melda :)

    ReplyDelete
  7. jadi pengen kesana juga nih ... tapi takut kesasar kalo udah sampai kesana ... hhe :D

    ReplyDelete
  8. Wisatanya bagus-bagus di san ya sob...jadi kepengin ke sana nih hehehe

    ReplyDelete
  9. mau kesana jugak nanti bersama RED VERSYS..hehehe.

    p/s: gambar nye cilik banget deh.. :P

    ReplyDelete
  10. TayarGolek.com @: Hehehe... happy traveling kalau begitu. PS: gambarnya cilik supaya bisa muat banyak gambar, klo besar terlalu berat, loadingnya lama... :)

    ReplyDelete
  11. tengah plan lagi..mungkin hujung tahun.. ;)

    ReplyDelete
  12. Tingkatkan Google Pagerank dengan Tukaran Link

    bolehkah saya tukeran link ma anda


    Free Download Software Hack Full for Free, Hack Gmail, Hack Yahoo, Hack Facebook. And More Trick n Tutorial Hacking


    visit you site....... visit me back

    ReplyDelete
  13. Cyberworlds : link exchange sukses. Cek sebelah kanan bawah OK :)

    ReplyDelete
  14. Mba Imelda, total berapa hari di phnom penh & siem reap?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Astri Wulan Sari @: aku di Phnom Penh cuma 3 hari 2 malam aja, kalau Siem Reap 5 hari 4 malam

      Delete
  15. oya satu lagi, ada link blogmu tentang vietnam gak ya??
    saya rencana mau ke HCMC-Kamboja 9 hari, kira2 cukup gak ya? dan kira2 budget (makan, hotel, transport) berapa?

    thnks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Astri Wulan Sari @: ini link ceritaku waktu di vietnam http://diarymelda.blogspot.com/2011/07/cerita-jalan-jalan-ke-indocina-sesi.html. Sorry ternyata arsip artikelku ga bisa terpampang semua. Nanti ku betulkan deh :)
      Wow, liburan di 1 area selama 9 hari cukup banget. Mungkin lebih. Makan disana kira-kira sama kayak di Indonesia kok, kira-kira Rp 25K (warung)sampe 50K (resto) per makan (jangan takut makan di pinggir jalan, disana warung pinggir jalan bersih kok). Hotel yang lumayan bersih antara 250K - 350K.Lebih baik, begitu sampe tukar dollar dengan Dong.

      Delete
  16. waa terimakasih.. oya mba mau tanya lagi.. katanya kalau ke HCMC & Kamboja lebih enak ikut travel ya? kalau kita jalan sendiri itu sulit gak ya?
    sama satu lagi ada referesi hotel yang nyaman & murah gak ya di HCMC & Kamboja?

    Trimakasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktu di HCMC aku & teman2 ber-Backpacker ria, jadi ga pake travel. Kalau ga mau pake travel, Astri bisa browsing kok utk tempat wisata HCMC. Kebetulan kami waktu itu memang tujuannya keliling pasar2 & kuil-kuil.
      Ini nama hotel tempat kami menginap di HCMC:
      XUAN SPRING HOTEL, Address: 185/34 Pham Ngu Lao St, District 1, HCMC, Vietnam. Phone: 00-84-8-38372115
      (tempatnya lumayan nyaman, bersih, & cukup murah. Bisa browsing & booking via internet kok.

      Trus di kamboja-nya Astri mau ke mana?
      Karena kami tdak suka suasana Phnom Penh, kami lsg ke Siem Reap lbh cepet dari waktu awal, Trip yang paling OK keliling Angkor & Pasar. Kalo di Siem Reap masih mudah, tanpa travel OK, malah lebih asik jalan2 sendiri sambil sewa sepeda. Astri bisa dapetin peta di hotel, mudah diikuti kok petanya.
      Waktu di Siem Reap, kami kami tinggal di hotel Jasmine Lodge hotel (bisa dibrowsing). Makanan di resto mereka lebih mendingan deh, daripada di luar.

      Semoga infonya ngebantu... masih penasaran, silakan tanya. Semoga bisa kubantu... Kuusahakan reply secepatnya. :)

      Delete
  17. di liat dari gambarnya sepertinya kamboja itu iklimnya ga jauh beda dengan indonesia ya??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ale : Yoi, Le... panasnya sama kayak Jakarta, mungkin sedikit lebih panas 2 derajat :) ...

      Delete
  18. mba imelda.. makasih ya, aku jadiin referensi untuk trip vietnam-kamboja nanti..
    nanti boleh ya tanya-tanya lagi.. ehhe
    makasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Astri @: Sip ... sip... Dengan senang hati ... :)

      Delete
  19. ibu melda, dari indonesia ya bu?.. kebetulan saya juga mau kesana tgl 10 mei besok.. boleh tanya2 bu?.. boleh minta whatsapp bu atau sms di nomor 08561544424.. Qobul dari purbalingga.. minta tolong ibu :)

    ReplyDelete
  20. kalau dari siem reap ke ho chi minh pake bus apa dan berapa yah?

    ReplyDelete